Tak terasa sepuluh tahun berlalu sejak 19 teroris Al-Qaeda membajak
empat pesawat penumpang komersial Amerika Serikat (AS) dan menabrakkan
mereka ke Menara Kembar World Trade Center (WTC) dan Pentagon. (Pesawat
keempat, yang seharusnya diarahkan ke Gedung Parlemen AS atau Gedung
Putih, jatuh di sebuah ladang kawasan pedesaan di Pennsylvania dan
menewaskan seluruh penumpang di dalamnya).
Diperkirakan 3000
orang tewas dan ribuan lainnya luka-luka dalam peristiwa yang jadi
berita terbesar di zaman modern itu. Di balik semua kisah tragis dan
menyeramkan, terdapat fakta-fakta mengejutkan yang mungkin belum Anda
ketahui.
Dua puluh orang selamat dari balik puing bangunan
Penelitian
terhadap para korban selamat WTC menyebutkan, 20 orang berhasil
dikeluarkan hidup-hidup dari bawah puing bangunan. Di antara yang
selamat itu adalah John McLoughlin dan William Jimeno, dua orang polisi
pelabuhan. Mereka diselamatkan setelah terkubur di balik puing selama
13-21 jam. Mereka menjadi karakter dalam film tahun 2006 karya Oliver
Stone “World Trade Center”.
Pasquale Buzzelli, seorang insinyur
dari pengelola pelabuhan, dan Genelle Guzman, seorang sekretaris, sedang
berada di lantai 64 Menara Utara saat gedung tersebut ditabrak pesawat.
Buzzelli pingsan selama tiga jam, dan terbangun di atas tumpukan puing,
menghadap ke langit. Kakinya patah, banyak luka dan gegar otak saat
diselamatkan oleh regu penyelamat. Guzman yang berada di dalam puing
baru dapat diselamatkan 27 jam setelah menara runtuh. Kakinya luka parah
tertindih reruntuhan namun kembali pulih empat bulan kemudian.
Jumlah korban tewas terbesar kedua berkewarganegaraan Inggris
Bukan
hanya orang Amerika yang menjadi korban dalam serangan ke WTC dan
Pentagon. Lebih dari 80 negara yang kehilangan setidaknya satu warganya
pada hari naas tersebut, termasuk Jepang, Irlandia, Inggris, Australia,
Selandia Baru, Swiss, India, Meksiko, Brasil, Afrika Selatan dan Kanada.
Di antara 372 warga asing yang tewas, 67 diantaranya berkewarganegaraan
Inggris.
Ron DiFrancesco berhasil melarikan diri dari dalam Menara Selatan WTC saat runtuh
DiFrancesco
(37), warga Kanada, berhasil keluar dari dalam Menara Selatan WTC saat
pesawat kedua menghantam di antara lantai 77 dan 85. Setelah susah payah
turun hingga lantai dasar, DiFrancesco berhasil meninggalkan gedung
yang kemudian luluh lantak tersebut.
Akibat terkena jilatan api,
DiFrancesco terbangun di rumah sakit dengan luka bakar di sekujur tubuh
dan patah tulang belakang. Dia merupakan salah satu dari hanya empat
orang yang berhasil melarikan diri hidup-hidup dari Menara Selatan.
Kobaran api bertahan selama 99 hari
Butuh
99 hari untuk menangani kobaran api di Ground Zero sampai padam total.
Pada 11 September pukul 8.46 pagi waktu setempat, hantaman pesawat
pertama ke Menara Utara mulai menyulut api. Kobaran api baru benar-benar
padam pada 19 Desember 2001.
Terdapat gedung ketiga yang juga runtuh
WTC
Menara 7, sebuah gedung 47 lantai dan salah satu gedung terbesar di
pusat Manhattan, menjadi gedung ketiga yang runtuh. Tidak ada media yang
memberitakannya karena gedung tersebut runtuh akibat efek domino dari
runtuhnya Menara Kembar. Bukan runtuh karena ditabrak pesawat.
Dalam
laporan Komisi 9/11 menyatakan: “Gedung pencakar langit ketiga yang
runtuh pada 11 September diberitakan hanya seperti catatan kaki yang
sepele… karena memang hampir tidak ada orang melihat runtuhnya Menara 7…
Berita tentang runtuhnya Menara 7 tidak dapat ditemukan dalam surat
kabar, majalah, atau pun media elektronik setelah 11 September.”
Sebuah pesan berkode dikirimkan secara online
Abu
Abdul Rahman, salah satu orang yang bersekongkol di balik peristiwa 11
September, mengirimkan sebuah surat cinta yang mengandung sandi melalui
Internet kepada “kekasihnya” seminggu sebelum serangan. Ternyata ia
adalah rekan dari salah satu orang yang bertanggung jawab: Ramzi
Binalshibh.
Pesan itu berbunyi: “Semester pertama dimulai dalam
tiga minggu. Dua SMA (Menara Kembar) dan dua universitas (target-target
di Washington DC) … Musim panas ini dipastikan akan panas … 19 (jumlah
pembajak pesawat) sertifikat untuk empat lembaga pendidikan swasta dan
empat ujian (jumlah pesawat yang digunakan). Salam untuk profesor.
Selamat tinggal.”
CNN melaporkan bahwa tiga minggu sebelum 11
September 2001, empat regu ditugaskan di target-target serangan, dengan
tiga diantaranya diberi kode sandi. Gedung Parlemen AS disebut “Fakultas
Hukum”, Pentagon menjadi “Fakultas Seni Rupa”, dan Menara Utara dari
WTC diberi kode sandi “Fakultas Tata Kota”.
Sebuah perusahaan kehilangan dua pertiga karyawannya
Perusahaan
pelayanan keuangan global Cantor Fitzgerald bisa jadi merupakan badan
usaha yang mendapat efek terburuk akibat serangan 9/11. Kantor pusat
perusahaan tersebut yang terletak di lantai 101 sampai 105 di salah satu
Menara WTC kehilangan 658 dari 960 orang karyawannya, atau dua pertiga
total karyawannya.
Setelah tragedi terjadi, Direktur Utama Howard
Lutnick menghubungi koleganya dan mengatakan: “Kami bisa saja menutup
perusahaan dan datang ke upacara pemakaman rekan-rekan kami, atau kami
bekerja lebih keras untuk membantu para keluarga yang ditinggalkan.” Dan
itulah yang mereka lakukan. Sepuluh tahun kemudian, Cantor Fitzgerald
menyerahkan lebih dari $ 180 juta kepada para keluarga karyawan yang
tewas.
Baja reruntuhan WTC laku dijual
Akan
diapakan tumpukan sisa baja sebanyak 185.101 ton di Ground Zero? Pihak
berwenang AS mendaur ulangnya. Masyarakat sempat marah karena pihak
berwenang menyingkirkan baja-baja itu sebelum benar-benar selesai
diperiksa sebagai barang bukti. Walikota Bloomberg menanggapinya dengan
mengatakan: “Jika Anda berminat untuk melihat metode dan desain
konstruksnya, komputer saat ini dapat melakukannya. Melihat tumpukan
rongsokan besi tidak akan memberikan Anda informasi apapun.”
Berdasarkan
situs “9/11 Research”, baja-baja terbesar telah dikirim ke Cina dan
India. Perusahaan Cina Baosteel membeli 50.000 ton dengan harga $ 120
per ton. Baja yang tersisa digunakan sebagai bahan material tugu
peringatan yang disebar di seluruh 50 negara bagian.
Satu mesin pesawat “selamat” dari kecelakaan
Untuk
menyelidiki serangan, para insinyur secara sukarela menginvestigasi
struktur bangunan WTC. Menurut Agen Penanggulangan Bencana Federal
(FEMA), sebuah mesin salah satu pesawat yang menabrak Menara Kembar
secara mengejutkan tidak mengalami kerusakan akibat hantaman, ledakan
serta runtuhnya menara.
Kamis, 08 September 2011
Fakta Tragedi World Trade Center (WTC) dan Pentagon
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar